Kembali setelah sukses seminar (roadshow seminar) di beberapa kota di Indonesia, baik lewat seminar publik maupun seminar internal dari berbagai organisasi dan lembaga, seminar "GOOGLE IS MY SALESMAN", kembali diadakan bersama AMA DKI (Asosiasi Manajemen Indonesia) di Hotel OASIS AMIR - Senin (rabu/14 Mei 08).
Perusahaan mana yang tidak tertarik memiliki sales force atau wiraniaga penjualan yang produktif dan top performance? serta tidak perlu digaji lagi?
Nah Google/Yahoo jawabannya, Karena di seminar ini pula Bob Julius Onggo, memaparkan secara gamblang :
menjual barang hingga ke pasar mancanegara tanpa harus pameran ke mana - mana atau pameran ke luar negeri
juga beliau menunjukkan bagaimana bisnis-bisnisnya menghasilkan RETURN yang besar dan cepat berbanding terbalik denan bujet iklan atau sarana promosi yang ia gunakan (almost zero)
Menariknya, Bob Julius Onggo memiliki sistem atau mesin penghasil buyers untuk berbagai produk yang ia jual secara lokal maupun region
Jadi sebenarnya asal Anda tahu caranya membuat Google/Yahoo jatuh cinta pada produk Anda, maka buyers lokal, regional, dan overseas akan membeli produk Anda tanpa harus Anda kejar-kejar (sehingga "duit" mengejar-ngejar Anda)
Dan ingat itu dilakukan oleh Google/Yahoo 24/7 tanpa harus Anda gaji lagi.
Tampak pada foto, Bob Julius Onggo menerima penghargaan dari
Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA-DKI) seusai acara seminar
Google is My Salesman (rabu/14 Mei 08). Penghargaan
diberikan oleh Ketua Ama, Henry Susanto.
指輪 金プレゼント アクセサリーリング ダイヤ指輪 デザインtiffany&co ネックレス人気通販アクセサリー 指輪http://www.tiffanyevidencejp.biz/tifanytiffany リングリング ランキングルビー 指輪宝石 指輪マリッジ 指輪指輪 シンプルhttp://www.tiffanyeverythingjp.biz/ツツミ ジュエリーリング シンプルネックレス tiffany婚約指輪 ダイアモンドプレゼント 指輪ネックレス ブランド指輪http://www.tiffanyestablishmentjp.biz/
Posted by: injuccill | Jul 20, 2013 at 06:00
En lugar de criticar escriban mejor las variantes.
http://www.sextf.com/
stacey
Posted by: raw | Sep 02, 2011 at 05:11
Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 5 Juli 2008
Matinya Ilmu Administrasi dan Manajemen
(Satu Sebab Krisis Indonesia)
Oleh Qinimain Zain
FEELING IS BELIEVING. C(OMPETENCY) = I(nstrument) . s(cience). m(otivation of Maslow-Zain) (Hukum XV Total Qinimain Zain).
INDONESIA, sejak ambruk krisis Mei 1998 kehidupan ekonomi masyarakat terasa tetap buruk saja. Lalu, mengapa demikian sulit memahami dan mengatasi krisis ini?
Sebab suatu masalah selalu kompleks, namun selalu ada beberapa akar masalah utamanya. Dan, saya merumuskan (2000) bahwa kemampuan usaha seseorang dan organisasi (juga perusahaan, departemen, dan sebuah negara) memahami dan mengatasi krisis apa pun adalah paduan kualitas nilai relatif dari motivasi, alat (teknologi) dan (sistem) ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Di sini, hanya menyoroti salah satunya, yaitu ilmu pengetahuan, sistem ilmu pengetahuan. Pokok bahasan itu demikian penting, yang dapat diketahui dalam pembicaraan apa pun, selalu dikatakan dan ditekankan dalam berbagai forum atau kesempatan membahas apa pun bahwa untuk mengelola apa pun agar baik dan obyektif harus berdasar pada sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan. Baik untuk usaha khusus bidang pertanian, manufaktur, teknik, keuangan, pemasaran, pelayanan, komputerisasi, penelitian, sumber daya manusia dan kreativitas, atau lebih luas bidang hukum, ekonomi, politik, budaya, pertahanan, keamanan dan pendidikan. Kemudian, apa definisi sesungguhnya sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan itu? Menjawabnya mau tidak mau menelusur arti ilmu pengetahuan itu sendiri.
Ilmu pengetahuan atau science berasal dari kata Latin scientia berarti pengetahuan, berasal dari kata kerja scire artinya mempelajari atau mengetahui (to learn, to know). Sampai abad XVII, kata science diartikan sebagai apa saja yang harus dipelajari oleh seseorang misalnya menjahit atau menunggang kuda. Kemudian, setelah abad XVII, pengertian diperhalus mengacu pada segenap pengetahuan yang teratur (systematic knowledge). Kemudian dari pengertian science sebagai segenap pengetahuan yang teratur lahir cakupan sebagai ilmu eksakta atau alami (natural science) (The Liang Gie, 2001), sedang (ilmu) pengetahuan sosial paradigma lama krisis karena belum memenuhi syarat ilmiah sebuah ilmu pengetahuan. Dan, bukti nyata masalah, ini kutipan beberapa buku pegangan belajar dan mengajar universitas besar (yang malah dicetak berulang-ulang):
Contoh, “umumnya dan terutama dalam ilmu-ilmu eksakta dianggap bahwa ilmu pengetahuan disusun dan diatur sekitar hukum-hukum umum yang telah dibuktikan kebenarannya secara empiris (berdasarkan pengalaman). Menemukan hukum-hukum ilmiah inilah yang merupakan tujuan dari penelitian ilmiah. Kalau definisi yang tersebut di atas dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu sosial lainnya tidak atau belum memenuhi syarat, oleh karena sampai sekarang belum menemukan hukum-hukum ilmiah itu” (Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1982:4, PT Gramedia, cetakan VII, Jakarta). Juga, “diskusi secara tertulis dalam bidang manajemen, baru dimulai tahun 1900. Sebelumnya, hampir dapat dikatakan belum ada kupasan-kupasan secara tertulis dibidang manajemen. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan, merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda. Keadaan demikian ini menyebabkan masih ada orang yang segan mengakuinya sebagai ilmu pengetahuan” (M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, 2005:19, Gajah Mada University Press, cetakan kedelapan belas, Yogyakarta).
Kemudian, “ilmu pengetahuan memiliki beberapa tahap perkembangannya yaitu tahap klasifikasi, lalu tahap komparasi dan kemudian tahap kuantifikasi. Tahap Kuantifikasi, yaitu tahap di mana ilmu pengetahuan tersebut dalam tahap memperhitungkan kematangannya. Dalam tahap ini sudah dapat diukur keberadaannya baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Hanya saja ilmu-ilmu sosial umumnya terbelakang relatif dan sulit diukur dibanding dengan ilmu-ilmu eksakta, karena sampai saat ini baru sosiologi yang mengukuhkan keberadaannya ada tahap ini” (Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, 2005:18-19, PT Refika Aditama, cetakan ketiga, Bandung).
Lebih jauh, Sondang P. Siagian dalam Filsafat Administrasi (1990:23-25, cetakan ke-21, Jakarta), sangat jelas menggambarkan fenomena ini dalam tahap perkembangan (pertama sampai empat) ilmu administrasi dan manajemen, yang disempurnakan dengan (r)evolusi paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN (TQZ): The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Administration and Management Scientific System of Science (2000): Pertama, TQO Tahap Survival (1886-1930). Lahirnya ilmu administrasi dan manajemen karena tahun itu lahir gerakan manajemen ilmiah. Para ahli menspesialisasikan diri bidang ini berjuang diakui sebagai cabang ilmu pengetahuan. Kedua, TQC Tahap Consolidation (1930-1945). Tahap ini dilakukan penyempurnaan prinsip sehingga kebenarannya tidak terbantah. Gelar sarjana bidang ini diberikan lembaga pendidikan tinggi. Ketiga, TQS Tahap Human Relation (1945-1959). Tahap ini dirumuskan prinsip yang teruji kebenarannya, perhatian beralih pada faktor manusia serta hubungan formal dan informal di tingkat organisasi. Keempat, TQI Tahap Behavioral (1959-2000). Tahap ini peran tingkah-laku manusia mencapai tujuan menentukan dan penelitian dipusatkan dalam hal kerja. Kemudian, Sondang P. Siagian menduga, tahap ini berakhir dan ilmu administrasi dan manajemen akan memasuki tahap matematika, didasarkan gejala penemuan alat modern komputer dalam pengolahan data. (Yang ternyata benar dan saya penuhi, meski penekanan pada sistem ilmiah ilmu pengetahuan, bukan komputer). Kelima, TQT Tahap Scientific System (2000-Sekarang). Tahap setelah tercapai ilmu sosial (tercakup pula administrasi dan manajemen) secara sistem ilmiah dengan ditetapkan kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukumnya, (sehingga ilmu pengetahuan sosial sejajar dengan ilmu pengetahuan eksakta). (Contoh, dalam ilmu pengetahuan sosial paradigma baru milenium III, saya tetapkan satuan besaran pokok Z(ain) atau Sempurna, Q(uality) atau Kualitas dan D(ay) atau Hari Kerja - sistem ZQD, padanan m(eter), k(ilogram) dan s(econd/detik) ilmu pengetahuan eksakta - sistem mks. Paradigma (ilmu) pengetahuan sosial lama hanya ada skala Rensis A Likert, itu pun tanpa satuan). (Definisi klasik ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur. Paradigma baru, TQZ ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur membentuk kaitan terpadu dari kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu).
Bandingkan, fenomena serupa juga terjadi saat (ilmu) pengetahuan eksakta krisis paradigma. Lihat keluhan Nicolas Copernicus dalam The Copernican Revolution (1957:138), Albert Einstein dalam Albert Einstein: Philosopher-Scientist (1949:45), atau Wolfgang Pauli dalam A Memorial Volume to Wolfgang Pauli (1960:22, 25-26).
Inilah salah satu akar masalah krisis Indonesia (juga seluruh manusia untuk memahami kehidupan dan semesta). Paradigma lama (ilmu) pengetahuan sosial mengalami krisis (matinya ilmu administrasi dan manajemen). Artiya, adalah tidak mungkin seseorang dan organisasi (termasuk perusahaan, departemen, dan sebuah negara) pun mampu memahami, mengatasi, dan menjelaskan sebuah fenomena krisis usaha apa pun tanpa kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum, mendukung sistem-(ilmu pengetahuan)nya.
PEKERJAAN dengan tangan telanjang maupun dengan nalar, jika dibiarkan tanpa alat bantu, membuat manusia tidak bisa berbuat banyak (Francis Bacon).
BAGAIMANA strategi Anda?
*) Ahli strategi, tinggal di Banjarbaru - Kalsel, email: [email protected] (www.scientist-strategist.blogspot.com).
Posted by: Qinimain Zain | Jul 05, 2008 at 09:04
Seminarnya cukup menarik membuka wawasan dalam era internet sekarang ini. Google/Yahoo cukup penting karena dunia yang berhubungan dengan jasa yang kami tawarkan merupakan salah satu yang termasuk dari market pengguna internet.
Posted by: Lady Diana | Jun 11, 2008 at 00:50
Senang sekali bisa ikut mendapatkan sharing ilmu dari Pak Julius Onggo tentang
Google is My Salesman. Saya sangat yakin bahwa ini ada opportunity yang bisa digali lebih dalam. Barangkali ada waktu di lain kesempatan saya ingin mendalami lagi hal ini.
Posted by: Kuntana Arjuna | Jun 11, 2008 at 00:44
Apakah ada tips-tips yang bisa bagikan ke kami dalam SEARCH yang effective?
Posted by: Vincent Tham | Jun 11, 2008 at 00:40
saya sangat tertarik membaca buku - bukunya, apalagi bila dilengkapi dengan bahasa yang mudah dimengerti dan contoh2 nya.
Posted by: Lukas Budi Prasetyo Gunawan | Jun 10, 2008 at 23:56
Menurut saya bagus jika bisa melakukan penjualan/marketing via Google/Yahoo.
Posted by: Tan Pulowati, SE.BKP | Jun 10, 2008 at 23:52
apakah m emang seperti yang Anda paparkan mas bob untuk m enjadi pen gusaha dgn modal sangat minim?
cahyono
Posted by: cahyono | Jun 04, 2008 at 02:55
sebagai salah satu peserta seminar, dan fans dari buku-buku anda, semoga semakin byk googlepreneur, saya juga . .
-- Ismael ciauw ah
Posted by: ismael | Jun 02, 2008 at 08:20
...lbeih terbuka saya pak dari seminar ini, saya hubungi anda di email japri ditunggu ya
rudi h
Posted by: Rudi haryanto | Jun 02, 2008 at 00:55